Morfologi benih dan kecambah pada tanaman Dikotil dan Monokotil
ALFIN FATURAHMAN
A42222941
GOL .C
A.Pengertian Benih
Benih adalah Tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangkan tanaman .Benih siap dipanen apabila telah masuk fisiologis (Rahmitasari,2011).Pertumbuhan pada benih dimulai dengan perkecambahan. perkecambahan adalah munculnya plantula ( tanaman kecil dari biji ).Embrio yang merupakan calon individu baru terdapat di dalam biji. jika suatu biji tanaman di tempatkan pada lingkungan yang menunjang dan memadai biji tersebut akan berkecambah .Secara biologi Benih merupakan biji tumbuhan yang digunakan untuk alat perkembang biakan tanaman ,Benih sering di sama artikan dengan biji namun terdapat perbedaan yang mendasar antara kedua istilah tersebut , yakni fungsi nya . benih berfungsi sebagai alat perbanyakan generatif.sedangkan biji berfungsi sebagai bahan makanan. Benih merupakan bagian dari tanaman sebagai cikal bakal nya tumbuhan baru ynag memiliki sifat seperti induknya.
B. Pengamatan Struktur
Benih Menurut Kamil (1979), benih setidaknya memiliki 3 bagian utama yaitu kulit benih, jaringan penyimpan cadangan makanan. dan embrio. Untuk mengetahui bagian-bagian tersebut secara visual diperlukan pembelahan pada benih.
Alat :
1. Pisau scalpel
2. Telenan
3. Kaca pembesar
4. Mangkuk
Bahan:
1. Benih tanaman dikotil dan monokotil
2. Air bersih
Langkah kerja:
1. Merendam benih selama 24 jam di dalam mangkuk
2. Membelah benih secara membujur
3. Mengobservasi struktur dari setiap sampel benih
4. Mengidentifikasi sampel-sampel benih tersebut tergolong dikotil atau monokotil
C.Hasil pengamatan
1. Benih Mentimun (Cucumis sativus)
Keterangan:
1. Radikula
2. Epikotil
3. Plumula
4. Kotiledon
5. Kulit Benih
6. Hipokotil
2. Benih Cabe (Capsicum annuum)
1. Radikula
2. Hipokotil
3. Kotiledon
4. Micropylar endosperm
5. Kulit benih
3. Benih Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)
Keterangan:
1. Kulit Benih
2. Kotiledon
3. Plumula
4. Epikotil
5. Hipokotil
6. Radikula
4. Benih Kacang Panjang (Vigna unguilcata)
Keterangan:
1. Plumula
2. Epikotil
3. Hipokotil
4. Kotiledon
5. Kulit Benih
6. Radikula
5. Benih Jagung (Zea mays)
Keterangan:
1. Endosperm
2. Kotiledon (skutelum)
3. Plumula
4. Epikotil
5. Radikula
6. Koleoriza
7. Koleoptil
8. Kulit benih
6. Benih Padi (Oryza sativa L.)
Keterangan:
1. Embrio
2. Endosperm
3. Kulit Benih
7. Benih Kacang Hijau (Vigna radiata)
Keterangan:
1. Hipokotil
2. Plumula
3. Epikotil
4. Kotiledon
5. Kulit benih
6. Radikula
8.Benih Tomat (Solanum lycopersicum)
Keterangan:
1. Radikula
2. Hipokotil
3. Kotiledon
4. Micropylar Endosperm
5. Kulit Benih
D. Fungsi dari Bagian-bagian Benih
1. Kulit benih Kulit benih berperan dalam menentukan derajat dan kecepatan imbibisi air. Jumlah air yang diserap benih menentukan kecepatan berkecambah benih (Krisnawati dan Adie, 2008). Selain itu kulit benih juga berfungsi melindungi endosperm dan embrio dari cekaman biotik maupun abiotik.
2. Endosperm Fungsi endosperma adalah memelihara embrio selama pertumbuhan pada fase heterofit dan memberikan sumber energi selama perkecambahan dan pertumbuhan embrio (Johri dan Bhojwani, 1977). Endosperm berada di bawah kulit benih mengelilingi embrio dan memberi nutrisi kepada embrio dalam bentuk pati.
3. Embrio Embrio merupakan hasil peleburan inti generatif dengan ovum. Embrio merupakan bagian paling penting pada benih, karena embrio adalah cikal bakal dari tanaman yang akan ditumbuhkan. Embrio meliputi radikula, hipokotil, epikotil, plumula, koleoptil, dan koleoriza.
E. Pengertian Kecambah Kecambah merupakan bentuk pertumbuhan dari benih utuh sebelum menjadi tanaman baru. Pada proses perkecambahan akan terjadi metabolisme biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah (Agustina, 2008). Perkecambahan atau germinasi diawali dengan masuknya air secara imbibisi. Air tersebut akan merangsang GA3 atau giberelin untuk mengaktifkan enzim amilase yang akan memecah polisakarida pada endosperm menjadi gula-gula yang lebih sederhana yang selanjutnya akan diubah menjadi energi. Energi tersebut akan digunakan oleh embrio untuk tumbuh.
F. Tipe-tipe Perkecambahan
1. Perkecambahan Epigeal Perekecambahan Epigeal ditandai dengan hipokotil yang tumbuh memanjang sehingga plumula dan kotiledon terangkat ke atas (permukaan tanah). Kotiledon dapat melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk (Junaidi dan Ahmad, 2021). Tipe perkecambahan ini sering terjadi pada tanaman dikotil seperti kacang tanah, kacang hijau, kedelai dan lain-lain.
2. Perkecambahan Hipogeal Perkecambahan Hipogeal Perkecambahan hipogeal Perkecambahan hipogeal ditandai dengan epikotil tumbuh memanjang kemudian plumula tumbuh ke permukaan tanah menembus kulit biji (Campbell et al., 2000). Tipe perkecambahan hipogeal sering terjadi pada tanaman monokotil seperti jagung dan padi, namun ada yang terjadi pada tanaman dikotil seperti kacang ercis dan kacang kapri.
G. Pengamatan Struktur Kecambah
1. Alat
a. Kaca pembesar
b. Kertas tissue
c. Kamera handphone
2. Bahan
a. Sampel kecambah epigeal (kacang tanah, kacang panjang, kacang hijau, dan kedelai)
b. Sampel kecambah hipogeal (jagung)
c. Air bersih
3. Langkah Kerja
a. Cuci akar kecambah hingga bersih
b. Letakkan sampel kecambah pada kertas tissue
c. Amati dan identifikasi bagian-bagian kecambah menggunkaan kaca pembesar
d. Potret sampel kecambah menggunakan kamera handphone sebagai dokumentasi
H. Hasil Pengamatan :
1. Kecambah Epigeal
a.kacang tanah (arachis hypogaea L.)
Keterangan:
1.Radikula/Akar: Sebagai organ tanaman yang akan menjadi akar yang selanjutnya akan berfungsi menyerap air dan unsur hara.
2. Hipokotil: Sebagai penghubung antara kotiledon dengan radikula
3. Kotiledon: Menggantikan fungsi daun sejati yang belum muncul yaitu menyediakan cadangan makanan yang digunakan sebagai energi untuk tumbuh
4. Epikotil: Sebagai penghubung antara kotiledon dengan plumula atau daun sejati
b. Kacang panjang (Vigna unguilcata)
Keterangan
1.Radikula/Akar: Sebagai organ tanaman yang akan menjadi akar yang selanjutnya akan berfungsi menyerap air dan unsur hara.
2. Hipokotil: Sebagai penghubung antara kotiledon dengan radikula
3. Kotiledon: Menggantikan fungsi daun sejati yang belum muncul yaitu menyediakan cadangan makanan yang digunakan sebagai energi untuk tumbuh
4. Epikotil: Sebagai penghubung antara kotiledon dengan plumula atau daun sejati
5. Daun sejati: Tempat terjadinya fotosintesis yang menghasilkan gula dan akan diubah menjadi energi
c. kacang hijau ( Vigna radiata )
Keterangan:
1.Radikula/Akar: Sebagai organ tanaman yang akan menjadi akar yang selanjutnya akan berfungsi menyerap air dan unsur hara.
2. Hipokotil: Sebagai penghubung antara kotiledon dengan radikula
3. Kotiledon: Menggantikan fungsi daun sejati yang belum muncul yaitu menyediakan cadanngan makanan yang digunakan sebagai energi untuk tumbuh
4. Epikotil: Sebagai penghubung antara kotiledon dengan plumula atau daun sejati
5. Daun sejati: Tempat terjadinya fotosintesis yang menghasilkan gula dan akan diubah menjadi energi
d.kacang kedelai ( Glycine max )
Keterangan:
1.Radikula/Akar: Sebagai organ tanaman yang akan menjadi akar yang selanjutnya akan berfungsi menyerap air dan unsur hara.
2. Hipokotil: Sebagai penghubung antara kotiledon dengan radikula
3. Kotiledon: Menggantikan fungsi daun sejati yang belum muncul yaitu menyediakan cadanngan makanan yang digunakan sebagai energi untuk tumbuh
4. Epikotil: Sebagai penghubung antara kotiledon dengan plumula atau daun sejati
5. Daun sejati: Tempat terjadinya fotosintesis yang menghasilkan gula dan akan diubah menjadi energi
2. Kecambah Hipogeal
a. Jagung ( zea mays)
Keterangan: 1. Radikula: Sebagai organ tanaman yang akan menjadi akar yang selanjutnya akan berfungsi menyerap air dan unsur hara.
2. Kotiledon (Skutelum): Menyerap zat makanan dari endosperm untuk diberikan pada kecambah sebelum daun sejati muncul
3. Endosperm: Menyediakan zat makanan untuk kecambah
4. Koleoptil: Berfungsi melindungi plumula
5. Daun sejati: empat terjadinya fotosintesis yang menghasilkan gula dan akan diubah menjadi energi.
Komentar
Posting Komentar